Pedihnya Sakaratul Maut Dan Bagaimana Rasanya


Bagaimana Rasanya Sakaratul Maut ?
Pernahkah Anda Bayangkan Sebelumnya? Dan Yang pasti saya dan para pembaca sekalian akan mengalaminya, Dan Yang Pasti Semua Yang Hidup Pasti Akan Mati.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Ali Imron: 185)

Kisah Nabi Idris Merasakan Sakaratul Maut

Nabi Idris Alaihisallam didatangi oleh malaikat Izroil. Kedatangannya bukan untuk mencabut nyawa, melaikan untuk berkunjung. Dalam kesempatan itu, Nabi Idris meminta tolong kepada Izroil. Nabi Idris Berkata “Cabutlah nyawaku wahai izroil", kemudian Allah menghidupkan aku kembali, sehingga aku dapat Beribadah lebih giat lagi kepada Allah setelah merasakan betapa perihnya sakaratul maut itu”

Lalu atas izin Allah, Izroil mencabut nyawa Nabi Idris Alaihisallam. Melihatnya, Izroil menangis seraya memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali. Atas kuasa-Nya, Nabi Idris pun hidup Kembali. Lalu setelahnya, Izroil bertanya kepada Nabi Idris perihkah Sakaratul Maut itu?

Nabi Idris Alaihisallam menjawab, “Sesungguhnya, rasa sakaratul maut itu ku umpamakan seperti binatang hidup yang dikelupas kulitnya (dikuliti hidup-hidup) dan rasanya bahkan seribu kali lebih sakit!”
Izroil membalasnya, “Sesungguhnya, aku mencabut nyawamu secara halus dan hati-hati dan sungguh, hal itu tak pernah kulakukan sebelumnya.”

Detik-detik Nabi Muhammad S.A.W Wafat

Dengan suara Terbata-bata, Pagi itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam berkhutbah, "Wahai umatku, kita semua dalam kekuasaan Allah dan dalamcinta kasih-Nya. Maka taat dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal kepada kalian, yaiut Al-Qur'an dan Sunnah ku. Barangsiapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk Surga bersama-sama denganku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenangmenatap satu persatu para sahabatnya. Abu Bakar menatap mata itu denganberkaca-kaca. Umar Bin Khathab menahan nafas dalam tangisnya. Utsman Bin 'Affanmenghela nafas panjang. Ali Bin Abi Thalib hanya bisa menundukkan kepala.

"Isyarat telah datang dan saatnya telah tiba. Rasulullah akan meninggalkankita semua." Keluh dalam hati para Sahabat Rasul. Manusia paling Muliasejagat itu telah hampir selesai menunaikan tugasnya. Dan tanda-tanda itutampak semakin kuat. Sayyidina Ali dengan cekatan memeluk Rasulullah yangbegitu lemah dan begitu goyah ketika turun dari mimbar.

Matahari kian tinggi. Tapi pintu rumah Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salammasih tertutup. Didalam rumahnya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam tengahterbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma sebagai alastidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam.

"Assalamu'alaikum. Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Siti Fatimah Tdak mengijinkan ia masuk.
"Wa'alaikumsalam. Maaf Ayahandaku lagi demam."
Ia kembali menemani Ayahandanya Baginda Nabi yang ternyata sudah membuka mata Lalu bertanya :
"Siapakah dia wahai anakku?"
"Tak tahulah Ayahandaku. Sepertinya baru kali ini aku melihatnya."tutur Fatimah dengan lembut.
Lalu Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassalam menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah puterinya ingin dikenangnya.
"Ketahuilah Fatimah. Dialah yang akan menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang akan memisahkan pertemuan di dunia. Dialah Malaikatul Maut."Kata Rasulullah.
Seketika Fatimah berusaha menahan tangisnya.
Ketika Malaikat maut datang mendekat, Rasulullah menanyakan kenapa Malaikat Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggillah Malaikat Jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia untuk menyambut kedatangan Ruh kekasih Allah yang begitu Mulia ini.
"Jibril, katakan apa hakku nanti di hadapan Allah."Tanya Rasulullah Kepada Jibril dengan suara yang teramat lemah dan lirih.
"Pintu-pintu langit telah terbuka. Para Malaikat telah menanti Ruhmu.Semua Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu." jawab Malaikat Jibril.

Dan ternyata itu tidak membuat hati Rasulullah lega. Matanya masih begitu tampak penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini ya Rasul?" tanya MalaikatJibril.
"Katakan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" lanjut Rasulullah.
"Jangan khawatir ya Rasulullah. Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku, "Kuharamkan Surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya." jawab Malaikat Jibril.
Detik demi detik semakin berlalu. Saatnya Malaikat Izrail (Malaikat Maut) melaksanakan tugasnya. Perlahan Ruh Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam ditariknya.Tampak sekujur tubuh Rasulullah bersimbah keringat. Urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakitnya Sakratul Maut ini." Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah tak kuasa menatap Ayahandanya. Dibiarkan matanya terpejam.

Sayyidina Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Malaikat Jibril pun memalingkan muka.
"Jijikkah engkau melihatku hingga engkau palingkan wajahmu Yaa Jibril?" tanya Rasulullah Pada Malaikat Jibril sang Penyampai Wahyu itu.
"Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal ya Rasul?"kata Malaikat Jibril.

Kasih Sayang Kepada Umatnya Tiada Duanya
Kemudian terdengar Rasulullah memekik karena merasakan sakit yang taktertahankan. "Ya Allah, dahsyat Sekali sakitnya maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan engkau timpakan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.Bibirnya mulai bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam.

"Uushikum bishshalaati wamaa malakat aymanukum."
"Aku berpesan kepada kalian jagalah sholat dan peliharalah orang-orang lemahdiantara kamu."
Di luar pintu, tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat Rasulullah saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Sayyidina Ali kembali mendekatkan telinganya di bibir Rasulullah yang mulai tampak kebiru-biruan.

"Ummatii... Ummatii.... Ummatii."
Bagaimana Nasib Umatku.... Umatku.... Umatku.
Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raji'un.

Berakhirlah sudah riwayat hidup seorang manusia yang kemuliaannya Tidak ada yang menandingi. Seorang manusia pilihan yang telah memberi sinar cahaya terang dan membawa kita terbebas dari kegelapan. Sosok yang begitu cinta kepada umatnya. Di saat ajal pun Rasulullah begitu gelisah memikirkan nasib umatnya.

Berbahagialah Kita yang hidup di akhir zaman ini adalah umat beliau, Dan Nabi Isa Alaihissalam pun berdo'a Kepada Allah Agar menjadi Umat nabi muhammad S.A.W. Allah pun mengabulkan permiuntaan nabi isya tersebut. sehingga nabi isya mendapat tugas dari allah turun ke muka bumi di akhir Zaman Untuk Membunuh Dazzal Laknatullah. Sekaligus Terkabulnya Do'a Yang ia panjatkan Untuk Menjadi Umat Nabi kita Muhammad S.A.W .

Demikian Posting Kali ini Semoga menjadi motivasi dan Membangun Kembali Semangat Beribadah.
Silahkan Share Jika Posting ini bermanfaat untuk disebar :)

Baca Juga  6 DOSA YANG TIDAK DI AMPUNI

santripiss

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »